MEDIA PEMBELAJARAN DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0



Perubahan dunia kini tengah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi.



            Menristekdikti menjelaskan ada lima elemen penting yang harus menjadi perhatian dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:
1. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.

2. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.

3. Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.

4. Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat.

5. Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.


            Tidak dapat kita pungkiri, dengan semakin canggihnya teknologi yang sedang berkembang mau tidak mau membawa perubahan yang cukup signifikan di berbagai lintas sektor kehidupan. Salah satu bahasan yang cukup menarik yakni terkait hubungan revolusi industri 4.0 dengan sistem pendidikan di Indonesia, sesuai arahan MENRISTEKDIKTI terkait dampak industri 4.0 yakni dengan adanya ‘digitalisasi sistem’, mau tidak mau menuntut baik para dosen maupun mahasiswa untuk mampu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada.
            Sistem pembelajaran yang semula berbasis pada tatap muka secara langsung di kelas, bukan tidak mungkin akan dapat digantikan dengan sistem pembelajaran yang terintegrasikan melalui jaringan internet (online learning). Adanya perubahan tersebut juga memiliki analisis risk-benefit, di mana keuntungan yang bisa didapatkan antara lain mahasiswa tetap bisa belajar dan tetap bisa mengakses materi pembelajaran tanpa harus hadir di kelas, hal ini pun menjadi keuntungan tersendiri bagi siswa yang mengalami kendala dalam hal jarak dan finansial.
            Lain hal dengan keuntungan, adapun masalah yang dapat muncul terkait dengan hal tersebut adalah dituntutnya peran PTN/PTS untuk berhasil mencetak lulusan yang mampu bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional dengan adanya perubahan tersebut, terlepas dari siap atau tidaknya sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang perubahan yang ada. Sebagai contoh suatu gebrakan baru yang dilakukan 2 universitas terkemuka dunia (Harvard dan MIT) terkait kesiapan menghadapi revolusi industri 4.0 yakni dengan membuat suatu portal khusus yang menyediakan perkuliahan online learning secara gratis dan dapat diakses oleh siapapun, bukan tidak mungkin kini mimpi untuk menimba ilmu dari pengajar berkualitas dari dua kampus terkemuka dunia tersebut saat ini bukan menjadi suatu hal yang mustahil untuk diwujudkan.
PERMASALAHAN:
1. Bagaimana cara meningkatkan softskill dan hardskill guru dan dosen dalam ranah pendidikan era revolusi industri 4.0?
2. Bagaimana sikap kita sebagai seorang guru yang turut andil dalam persaingan antar para pengajar dalam era revolusi industri 4.0?
3. "mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas". bagaimana anda menanggapi pernyataan ini, setujukah? berikan alasan yang mendukung argumen anda!

Komentar

  1. Saya akan mencoba menjawab permasalahan yang kedua, menurut saya performa guru era revolusi industri 4.0 adalah guru yang mengerti dengan digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, tanpa mengesampingkan pentingnya tugas mulia penumbuhan budi pekerti luhur bagi anak didik.
    Selain itu guru dituntut menguasi kompetensi kognitif, kompetensi sosial-behavioral, dan kompetensi teknikal. Kompetensi kognitif mencakup kemampuan literasi dan numerasi, serta kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kompetensi sosialbehavioral, mencakup keterampilan sosial emosional, keterbukaan, ketekunan, emosi yang stabil, kemampuan mengatur diri, keberanian memutuskan dan keterampilan interpersonal. Kompetensi teknikal yang merupakan keterampilan teknis yang sesuai bidang pekerjaan yang digeluti, dan ini terkait dengan pendidikan vokasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah disini saya sependapat dengan harry, sikap kita sebagai guru yaitu dengan menyesuaikan bahkan meningkatkan kemampuan kita dalam menggunakan atau mengoperasikan teknologi serta meningkatkan sikap kreativitas dan sikap kritis kita sebagai guru

      Hapus
  2. Saya ingin menyampaikan pendapat saya mengenai persoalan nomor 3, saya setuju dengan cyber universiti. Karena selain menambah pengetahuan kita, kita juga bisa melihat bagaimana pengajaran yang terjadi di universitas ternama atau mungkin bisa universitas luar negri. sehingga kita bisa membuka wawasan kita.

    BalasHapus
  3. saya ingin menanggapi permasalahan nomor 3, setujukah? bila ditinjau dari segi semakin canggihnya teknologi yang sedang berkembang mau tidak mau membawa perubahan yang cukup signifikan di berbagai lintas sektor kehidupan maka saya setuju. karena penggunaan program demikian perubahan yang dilakukan tidak hanya sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri. Menristekdikti menjelaskan ada lima elemen penting yang harus menjadi perhatian dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0 salah satunya untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.

    BalasHapus
  4. menurut saya untuk meningkatkan sofskill untuk mengahadapi era teknologi ini bisa diadakan pelatihan tentang TIK

    BalasHapus
  5. saya akan menangg api permasalahan sudara dimana Bagaimana cara meningkatkan softskill dan hardskill guru dan dosen dalam ranah pendidikan era revolusi industri 4.0?
    menurut saya untuk meningkatkannya dengan cara selalu aktif dalam mencari informasi perkembangan teknologi yang ada dan selalu aktif dalam mempelajarinya karena kita ketahui ilmu selalu berkembang dengan berjalannya waktu sehingga secara tidak langsung akan mengasah kemampuan

    BalasHapus
  6. saya akan menangapi permasalahan no 1
    untuk meningkatkan soft skill guru maka perlu adanya pembinaan atau pelatihan guru dalam mengembangangkan soft skill nya.
    sedangkan hard skill guru harus di berikan pengalaman yang luas agar bisa belajar dari pengalaman yang di alaminya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer