PRINSIP DASAR MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
Teknologi
dalam dunia pendidikan mutlak diperlukan karena pembelajaran modern akan mampu
mendongkrak peningkatan dalam kinerja pendidikan. Sudah bukan saatnya lagi
sibuk dengan metode konvensional yang identik dengan ceramah dan pemberian
tugas yang membuat anak semakin bosan untuk belajar. Pembelajaran Multimedia
punya kekuatan yang dahsyat dalam menyajkan pembelajaran yang nyaris tak pernah
membosankan
Spiritnya sama, yaitu meningkatkan
kualitas pembelajaran. Menyederhanakan pesan. Era teknologi yang canggih,
makin hari lahir invasi inovasi baru dalam bidang teknologi yang menjadikan
manusia makin mudah memenuhi kebutuhannya karena lebih cepat, lebih instan. Hal
yang sama terjadi dalam proses pembelajaran. Dunia pendidikan jangan tinggal
diam. Pendidikan juga harus berlari kencang untuk menyambut dan menggandeng
perkembangan teknologi sebagai sarana mendukung proses pembentukan generasi
yang berkualitas. Setidaknya untuk memenuhi kebutuhan percepatan dan kelemahan
atau kekuarangan yang diingini sebuah solusi dalam beragam masalah pendidikan
atau pembelajaran.
A. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Multimedia
Rosch menyatakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari
komputer dan video. Sementara Mc. Cormick mendefinisikan multimedia sebagai
kombinasi dari tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks. Robin & Linda
mengartikan multimedia sebagai alat yang dapat menciptkakan presentasi yang
dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, auido, dan
gambar video (Suyanto, 2003: 5). Ade Cahyana dan Devi Munandar (2008)
memberikan definisi teknologi multimedia sebagai perpaduan dari teknologi
komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak dengan teknologi
elektronik. Menurut keduanya sekarang ini perkembangan serta pemanfaatan
teknologi multimedia banyak digunakan hampir di seluruh aspek kegiatan.
Dalam buku yang berjudul ”The Developers Handbook to
Interaktive Multimedia”, Rob Philip (1997: 8) menjelaskan :
”The term ‘multimedia’ is a catch-all phrase to describe the
new wave of computer software that primarily deals with the provisions of
information. The ’multimedia’ component is characterized by the presence of
text, picture, sound, animation and video; some or all wich are organized into
some coherence program. The ‘interactive’ component refers to the process of
empowering the user to control the environment usually by a computer.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa multimedia merupakan perpaduan dari beberapa elemen informasi yang dapat
berupa teks, gambar, suara, animasi, dan video. Program multimedia biasanya
bersifat interaktif.
B.
Prinsip Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan
media pembelajaran meliputi: prinsip kesiapan dan motivasi, penggunaan alat
pemusat perhatian, pengulangan, partisipasi aktif peserta didik, dan umpan
balik (Abdul Gafur, 2007: 20-22).
Prinsip kesiapan dan motivasi menekankan bahwa kesiapan dan
motivasi peserta didik untuk menerima informasi pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Kesiapan peserta didik mencakup
kesiapan pengetahuan prasyarat, kesiapan mental, dan kesiapan fisik. Motivasi
merupakan dorongan untuk melakukan atau mengikuti kegiatan belajar. Motivasi
tersebut dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik
(Abdul Gafur, 2007: 20).
Penggunaan alat pemusat perhatian dalam media pembelajaran
dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik untuk fokus terhadap
materi pelajaran. Hal ini membantu konsentrasi peserta didik dalam memahami isi
pelajaran sehingga penguasaan mereka menjadi lebih baik.
Informasi atau keterampilan baru jarang sekali dapat
dikuasai secara maksimal hanya dengan satu kali proses belajar. Agar penguasaan
terhadap informasi atau keterampilan baru tersebut dapat lebih optimal, maka
perlu dilakukan bebrapa kali pengulangan. Prinsip pengulangan ini harus
diperhatikan dalam mengembangkan media pembelajaran.
Proses belajar mengajar akan lebih berhasil manakala terjadi
interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Partisipasi aktif peserta
didik dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi
pelajaran. Oleh karena itu media pembelajaran yang digunakan hendaknya mampu
menimbulkan keterlibatan peserta didik secara aktif (interaktif) dalam proses
belajar
Umpan balik yang diberikan oleh pengajar secara tepat dapat
menjadi pendorong bagi peserta didik untuk selalu meningkatkan prestasinya.
Untuk itu, pengajar harus memberikan respon umpan balik secara berkala terhadap
kemajuan belajar peserta didik (Abdul Gafur, 2007: 20).
Prinsip-prinsip
tersebut di atas dapat diakomodasi dalam sebuah media pembelajaran berupa
multimedia pembelajaran interaktif dan web pembelajaran.
C. Prinsip-Prinsip Multimedia untuk Pembelajaran
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Richard E. Mayer (2001) menunjukan
bahwa anak didik kita memiliki potensi belajar yang berbeda-beda.
Kini dunia pendidikanmakin maju, dapatkah modalitas belajar siswa yang
berbeda-beda ini dibawa dalam sebuah teknologi Multimedia? Menurut Mayer
ada 12 prinsip desain multimedia pembelajaran yang dapat diterapkan di
Pembelajaran. 12 Prinsip Merancang Multimedia Pembelajaran, yaitu :
1 1. Prinsip
Multimedia
Orang belajar
lebih baik dari gambar dan kata dari pada sekedar kata-kata saja. Karena
dinamakan multimedia berarti wajib mampu mengkombinasikan berbagai media (teks,
gambar, grafik, audio/narasi, video, animasi, simulasi, dll) menjadi satu
kesatuan yang harmonis. Sebab kalau tidak namanya bukan multimedia tapi
single-media. Siswa dapat belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada hanya kata-kata saja. Apabila pengembang multimedia pembelajaran menginginkan peningkatan pemahaman dan meningkatkan mutu desain multimedia maka sajian multimedia hendaknya memadukan dua kata-kata (teks) dan diikuti dengan sajian gambar.
2 2. Prinsip
Kesinambungan Spasial
Orang belajar
lebih baik ketika kata dan gambar terkait disandingkan berdekatan dibandingkan
apabila disandingkan berjauhan atau terpisah. Oleh karena itu, ketika ada
gambar (atau hal lain seperti video, animasi, dll) yang dilengkapi dengan teks,
maka teks tersebut harus merupakan jadi satu kesatuan dari gambar tersebut,
jangan menjadi sesuatu yang terpisah.
3 3. Prinsip
Kesinambungan Waktu
Orang belajar
lebih baik ketika kata dan gambar terkait disajikan secara simultan
dibandingkan apabila disajikan bergantian atau setelahnya. Nah, ketika Anda
ingin memunculkan suatu gambar dan atau animasi atau yang lain beserta teks,
misalnya, sebaiknya munculkan secara bersamaan alias simultan. Jangan
satu-satu, sebab akan memberikan kesan terpisah atau tidak terkait satu sama
lain. Begitu kata Mayer.
4 4. Prinsip
Koherensi
Orang belajar
lebih baik ketika kata-kata, gambar, suara, video, animasi yang tidak perlu dan
tidak relevan tidak digunakan. Nah, ini yang sering terjadi. Banyak sekali pengembang
media mencantumkan sesuatu yang tidak perlu. Mungkin maksudnya untuk
mempercantik tampilan, memperindah suasana atau menarik perhatian mata. Tapi,
menurut Mayer, hal ini sebaiknya dihindari. Cantumkan saja apa yang perlu dan
relevan dengan apa yang disajikan. Jangan macam-macam.
5 5. Prinsip
Modalitas Belajar
Orang belajar
lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video), daripada dari animasi plus
teks pada layar. Jadi, lebih baik animasi atau video plus narasi daripada sudah
ada narasi ditambah pula dengan teks yang panjang. Hal ini, sangat mengganggu.
6 6. Prinsip
Redudansi
Orang belajar
lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video), daripada dari animasi,
narasi plus teks pada layar (redundan).
Sama dengan
prinsip di atas. Jangan redudansi, kalau sudah diwakili oleh narasi dan
gambar/animasi, janganlah tumpang tindih pula dengan teks yang panjang.
7 7. Prinsip
Personalisasi
Orang belajar
lebih baik dari teks atau kata-kata yang bersifat komunikatif (conversational)
daripada kalimat yang lebih bersifat formal. Lebih baik menggunakan
kata-kata lugas dan enak daripada bahasa teoritis, oleh karena itu,
sebaiknya gunakan bahasa yang komunikatif dan sedikit ber-style.
8 8. Prinsip
Interaktivitas
Orang belajar
lebih baik ketika ia dapat mengendalikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya
(manipulatif: simulasi, game,
branching). Sebenarnya,
orang belajar itu tidak selalu linier alias urut satu persatu. Dalam
kenyataannya lebih banyak loncat dari satu hal ke hal lain. Oleh karena itu,
multimedia pembelajaran harus memungkinkan user/pengguna dapat mengendalikan
penggunaan daripada media itu sendiri. dengan kata lain, lebih manipulatif
(dalam arti dapat dikendalikan sendiri oleh user) akan lebih baik. Simulasi,
branching, game, navigasi yang konsisten dan jelas, bahasa yang komunikatif,
dan lain-lain akan memungkinkan tingkat interaktivitas makin tinggi.
9 9. Prinsip
Sinyal (cue, highlight, ..)
Orang belajar
lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan cue, highlight, penekanan yang
relevan terhadap apa yang disajikan. Kita bisa memanfaatkan warna, animasi dan
lain-lain untuk menunjukkan penekanan, highlight atau pusat perhatian (focus of
interest). Karena itu kombinasi penggunaan media yang relevan sangat penting
sebagai isyarat atau kata keterangan yag memperkenalkan sesuatu.
1 10. Prinsip Perbedaan Individu
9
prinsip tersebut berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas visual
tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya. Kombinasi teks dan narasi plus
visual berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas auditori tinggi,
kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya. Kombinasi teks, visual dan simulasi
berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas kinestetik tinggi, kurang
berpengaruh bagi yang sebaliknya.
11. Prinsip
Praktek
Interaksi adalah hal terbaik untuk belajar, kerja
praktek dalam memecahkan masalah dapat meningkatkan cara belajar dan pemahaman
yang lebih mendalam tentang materi yang sedang dipelajari.
12. Pengandaian
Menjelaskan materi
dengan audio meningkatkan belajar. Siswa belajar lebih baik dari animasi
dan narasi, daripada dari animasi dan teks pada layar.
Kesimpulannya penggunaan
multimedia (kombinasi antara teks, gambar, grafik, audio/narasi,
animasi, simulasi, video) secara efektif untuk mengakomodir perbedaan modalitas
belajar
Untuk memperoleh multimedia yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa dan memiliki kualitas tampilan yang baik maka
desain pesan multimedia perlu dipadukan dengan prinsip-prinsip desain
multimedia. Prinsip-prinsip tersebut telah dibuktikan melalui penelitian oleh Richard
E Mayer dengan menggunakan tes retensi (mengingat) dan tes transfer (memahami).
D. Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk menghasilkan media pembelajaran yang baik perlu
dilakukan dengan menempuh prosedur yang benar dalam proses pengembangannya.
Soulier sebagaimana dikutip oleh Sunaryo Sunarto (2002) menjelaskan bahwa
tahapan pengembangan media khususnya yang berbantuan komputer meliputi plan,
development, dan evaluation.
William W Lee dalam bukunya Multimedia Based
Instructinal Design menguraikan lima tahap prosedur pengembangan
media yang meliputi analysis, design, development, implementation, dan evaluation (2004:
161).
a)
Analysis
Sebelum mengembangkan media, terlebih dahulu harus dilakukan
analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan cara observasi
lapangan atau melalui kajian pustaka.
b)
Design
Tahap desain mencakup desain pembelajaran dan desain produk
media. Tahap desain pembelajaran meliputi komponen: identitas, standar
kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok, strategi pembelajaran, rancangan
evaluasi, dan sumber bahan. Sedangkan desain produk media mencakup
elemen: struktur diagram alir, storyboard, dan elemen gambar atau animasi.
c)
Development
Tahap ini adalah tahapan produksi media sesuai dengan desain
yang direncanakan. Pada tahap ini dilakukan assembling (perakitan) berbagai
elemen media yang diperlukan menjadi satu kesatuan media utuh yang siap
digunakan.
d)
Evaluation
Evaluasi terhadap media pembelajaran dilakukan dengan dengan
cara validasi oleh ahli materi dan ahli media, untuk mengetahui kualitas media
yang telah dihasilkan. Selain dengan validasi ahli, evaluasi juga dilakukan
dalam bentuk ujicoba oleh pengguna. Ujicoba media dilakukan dengan tiga tahap,
yaitu ujicoba perorangan, ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba lapangan.
Ujicoba perorangan dilakukan terhadap seorang peserta didik
yang mewakili kelompok yang akan menjadi pengguna media tersebut. Untuk
keperluan ujicoba, sebaiknya dipilih peserta didik yang kemampuannya sedikit di
bawah kemampuan rata-rata.
Ujicoba terhadap kelompok kecil dilakukan setelah adanya
revisi berdasarkan hasil ujicoba perorangan. Ujicoba kelompok kecil ini
diberikan terhadap 5-8 peserta didik yang memiliki kemampuan rata-rata
kelompok. Setelah ujicoba kelompok kecil selesai, maka perlu dilakukan
perbaikan atau revisi sesuai dengan temuan yang ada.
Ujicoba lapangan dilakukan terhadap kelompok peserta didik
yang menjadi target penggunaan media, dalam situasi belajar yang sebenarnya.
Jika tidak memungkinkan untuk mengujicobakan terhadap seluruh peserta didik
secara lengkap, maka dapat diambil sampel sejumlah 20-30 orang.
Sung Heum Lee (1999) menawarkan lima dimensi dalam uji
penggunaan multimedia interaktif. Lima dimensi yang harus diuji adalah: learnability,
performance efetiveness, flexibility, error tolerance & system integrity,
dan user satisfaction. Dimensi learnability bertujuan mengetahui
tingkat kemampuan pengguna dalam mengoperasikan sistem untuk menghasilkan
penguasaan kompetensi yang diharapkan. Performance effectiveness
dimaksudkan untuk mengukur kemudahan penggunaan sistem secara
kuantitatif. Flexsibility terkait dengan sejauh mana sistem
memungkinkan user untuk mencapai tujuannya. Error tolerance &
system integrity dimaksudkan untuk menguji toleransi kesalahan dalam
menggunakan sistem dan atau kemampuan sistem dalam mencegah kehilangan dan
korupsi data. Dimensi user satisfaction dimaksudkan untuk
mengukur persepsi, perasaan, dan opini pengguna tentang sistem yang dihasilkan
E.
Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip
pemilihan media pembelajaran merujuk pada pertimbangan seorang guru dalam
memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan
dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan adanya beraneka ragam media
yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut
Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah:
(1) harus diketahui dengan jelas media itu
dipilih untuk tujuan apa.
(2) pemilihan media hams secara objektif,
bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan
atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan
untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa.
(3) tidak ada satu pun media dipakai untuk
mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk
menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara
tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu
(4) pemilihan media hendaknya disesuaikan
dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian
yang integral dalam proses belajar mengajar
(5) untuk dapat memilih media dengan tepat,
guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media.
(6) pemilihan media hendaknya disesuaikan
dengan kondisi fisik lingkungan.
Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang
dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain:
(1) sebelum memilih media pembelajaran,
guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk
mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan.
penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam
proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
(2) pemilihan media hendaknya dilakukan
secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan
efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai
selingan
(3) pernilihan media hendaknya
memperhatikan syarat-syarat (a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, (b) ketersediaan bahan media, (c) biaya pengadaan, dan (d) kualitas
atau mutu teknik.
Berikutnya Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983: 76-77)
menyatakan bahwa dalam memilih media kriterianya sebagai berikut:
1. Isi 5.
Kualitas teknis
2. Tujuan 6.
Keadaan Penggunaan
3. Appropriatness 7.
Verifikasi Pelajar
4. Biaya; 8.
Validasi
Menurut
Asyhar (2011:82), prinsip pemilihan media adalah sebagai berikut :
(1) Kesesuaian,
media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik
peserta didik dan materi yang dipelajari, serta metode atau pengalaman belajar
yang diberikan pada peserta didik.
(2) Kejelasan
sajian, materi yang disajikan dalam media pembelajaran harus jelas dengan
menggunakan kata – kata yang tepat, variasi huruf dan warna yang jelas sehingga
lebih mudah untuk dipahami siswa
(3) Kemudahan
akses, dalam pembuatan media pembelajaran juga harus diperhatikan bagaimana
akses atau perangkat yang mendukung media tersebut agar tidak menjadi kendala
dalam penggunaannya
(4) Keterjangkauan,
dalam hal ini berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan dalam pembuatan
media. Media yang dibuat harus disesuaikan dengan kemampuan si pembuatnya.
(5) Ketersediaan,
hal ini perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Jadi harus tersedia media
pengganti jika suatu media yang akan digunakan tidak tersedia
(6) Kualitas,
Dalam hal ini sebaiknya dipilih media yang berkualitas tinggi.
(7) Ada
alternatif, bahwa guru tidak hanya tergantung pada media tertentu saja tapi harus
kreatif dan inovatif dalam melakukan pemilihan dan pengadaan media pembelajaran
(8) Interaktifitas,
media yang baik adalah media yang dapat memberikan komunikasi dua arah secara
interaktif
(9) Organisasi,
dalam pembuatan media juga harus mendapat dukungan organisasi yang terkait.
(10) Kebaruan, semakin
baru media yang digunakan semakin baik dan menarik bagi siswa.
(11) Berorientasi siswa,
perlu dipertimbangkan keuntungan dan kemudahan apa yang akan diperoleh siswa
dengan media tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media
pembelajaran adalah:
(1) media yang dipilih harus sesuai dengan
tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik
siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa
yang belajar)
(2) untuk dapat memilih media dengan tepat,
guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap media pembelajaran
(3) pemilihan media pembelajaran harus
berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk
meningkatkan efektivitas belajar siswa
(4) pemilihan media harus mempertimbangkan
biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik
tempat siswa belajar
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diturunkan sejumlah
faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran yang
dapat dipakai sebagai dasar dalam kegiatan pemilihan. Adapun faktor-faktor
tersebut adalah:
(1)
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
(2) karakteristik siswa atau sasaran
(3) jenis rangsangan belajar yang diinginkan
(4) keadaan latar atau lingkungan
(5)kondisi
setempat
(6) luasnya jangkauan yang ingin dilayani
(Sadiman 2002:82)
Masalah: " pada saat ini banyak sekali keterbatasan dalam penerapan multimedia bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil, namun memiliki siswa yang perlu mendapatkan pengajaran tentang materi dari kurikulum pemerintah".
1. Analisis kebutuhan seperti apa yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan multimedia pada daerah terpencil?
2. Bagaimana cara mengembangkan multimedia yang mudah, murah, dan tepat agar dapat menunjang pembelajaran?
3. jika media tersebut telah dirancang dan dibuat, seberapa efektif anda yakin bahwa media itu dapat dipakai dalam pembelajaran di daerah tersebut?
Masalah: " pada saat ini banyak sekali keterbatasan dalam penerapan multimedia bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil, namun memiliki siswa yang perlu mendapatkan pengajaran tentang materi dari kurikulum pemerintah".
1. Analisis kebutuhan seperti apa yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan multimedia pada daerah terpencil?
2. Bagaimana cara mengembangkan multimedia yang mudah, murah, dan tepat agar dapat menunjang pembelajaran?
3. jika media tersebut telah dirancang dan dibuat, seberapa efektif anda yakin bahwa media itu dapat dipakai dalam pembelajaran di daerah tersebut?
menurut saya, multimedia yang bisa digunakan dengan mudah dan murah adalah kita memanfaatkan aplikasi yang ada di dalam komputer seperti power point, disana kita bisa menyisipkan gambar video yang menurut saya tidak memerlukan banyak dana karena sebagian besar sekolah memiliki komputer di sekolahnya sehingga apabila guru itu tidak memeiliki komputer sendiri bisa memanfaatkan fasilitas yg ada
BalasHapusAnalisis kebutuhan yg harus diperhatikan di daerah terpencil salah satunya adalah:
BalasHapusAnalisis Tugas
Dalam melakukan Task Analysis (analisis tugas) teori yang digunakan adalah teori belajar orang dewasa. Menurut Knowles ada beberapa komponen yang harus diperhatikan bagi orang dewasa dalam belajar. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, relevance. Orang dewasa dalam belajar akan memperhatikan hubungan topik yang dipelajari dengan kenyataan di dunia dimana pengetahuan tersebut digunakan. Kedua, involvement. Dalam belajar orang dewasa dituntut untuk aktif, tidak pasif dan tidak pula hanya mendengar instruktur menyampaikan materi. Ketiga, control over learning. Orang dewasa dalam belajar harus bebas menentukan dimana, apa dan bagaimana cara mereka belajar. Mereka tidak tergantung pada orang lain. Yang menentukan dirinya sendiri. Keempat, non-traditional learning situation. Orang dewasa dalam belajar membutuhkan privasi dan bersifat individual.
jika media tersebut telah dirancang dan dibuat, seberapa efektif anda yakin bahwa media itu dapat dipakai dalam pembelajaran di daerah tersebut?
BalasHapusjika membicarakan masalah efektif, perlu diperhatikan penggunaannya dalam proses pembelajar, sebelum menggunakan suatu media itu seorang guru harus mempertimbangkan banyaknya waktu yang dibutuhkan, jika menggunakan media tersebut, dan juga tanggapan siswa, media yang digunakan bisa menambah pengetahuan siswa yang dimana tadinya pembelajaran bersifat abu-abu setelah kita menggunakan multimedia, dan juga siswa dapat memahami dengan jelas apa yang dipelajarinya.
Baiklah saya akan menjawab pertanyaan nomor 2, menurut Asep Herry (2002), mengemukakan beberapa contoh upaya pemberdayaan sumber belajar yang mudah, murah dan efektif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, diantaranya :
BalasHapusA.Barang Bekas (Babe), seperti bekas, bungkus rokok, korek api, kertas, kotak bungkus, dan sebagainya dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran seperti dalam melakukan pembekalan keterampilan dalam menghias, menggunting, dan kerjasama.
B. Realitas (sekolah, rumah , pemukiman), misalnya akan efektif dalam memberikan pengalaman tentang perjalanan siswa dari rumah smapai ke sekolah.
Benda yang mempunyai nilai khusus, dapat digunakan untuk menyampaikan materi tentang perilaku, sikap dan moral peserta didik yang nilai-nilainya diambil dari perlakukan mereka terhadap benda-benda terebut.
saya ingin mencoba menjawab pertanyaan pertama anda, menurut saya analisis yang dapat dilakukan yaitu Analisis Peserta,Analisis peserta bertujuan untuk mengetahui latar belakang, karakteristik dan pengetahuan awal peserta didik.
BalasHapusa) analisis teknologi,Analisis teknologi bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan teknologi yang dimiliki
b) Analisis Situasi,Analisis situasi bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
c) Analisis Tujuan,yakni tujuan dari materi yang akan disampaikan
d) Analisis Media,Setelah berhasil menetapkan tujuan barulah kita selanjutnya dapat menetapkan media yang dibutuhkan. Media analysis (analisis media) menjadi sesuatu yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pembelajaran.
Baiklah saya akan menjawab pertanyaan nomor 2
BalasHapussebaiknya Gunakan peralatan2 yang dekat dengan kehidupan keseharian mereka. Olah kemampuan pola pikir mereka dengan menarik masalah dari peralatan2 tersebut.
Dengan begitu sepertinya akan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa, terlebih dalam kesehariannya mereka menggunakan alat-alat tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa manusia cenderung menerima informasi dan menyimpannya dalam memori otaknya melalui tampilan visual
saya mencoba menjawab permasalahan no 2
BalasHapusJenis media yang mudah atau biasanya digunakan dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu :
Bahasa sebagai Media Pembelajaran
Pada awalna mengajar dianggap sebagai proses penyampaian materi pelajaran dari seorang guru pada sekolompok siswa. Dengan demikian dalam proses pembelajaran bahasa verbal merupakan media utama yang digunakan guru. Biasanya bahasa verbal itu dilakukan dengan menggunakan metode ceramah. Oleh sebab itu, dapat dipastikan mengajar itu identic dengan ceramahnya guru. Artinya guru telah mengajar kalau ia telah berceramah, dan guru dianggap tidak tidak mengajar manakala tidak bercermah.
Ciri penggunaan bahasa verbal sebagai media pembelajaran :
Pembelajaran sepenuhnya tergantung dan berpusat pada guru. Artinya kendali pembelajaran ada ada pada guru Materi pembelajaran sepenuhnya tergantung pada panutan guru. Artinya merupakan sumber utama pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses yang statis dan struktur. Artinya, guru dalam menerapkan langkah pembelajaran cenderung menggunakan pola yang tetap tidak pernah berubah, akibatnya mengajar dianggap sebagai tugas rutin tanpa dinamika.
2. Media sebagai Alat Bantu Mengajar
Menyampaikan materi pembelajaran dengan hanya mengandalkan bahasa verbal tidak selamanya berjalan dengan efektif. Maka perkembangan selanjutnya media difungsikan sebagai alat bantu penyampaian pesan yang kemudian dikenal dengan teaching aid. Ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan pesan atau informasi pembelajaran dapat disampaikan melalui bahassa tulisan, menguatkan posisi media cetak untuk membantu guru dalam pengelolaan dalam pembelajaran.
Media sebagai alat praga
Kemajuan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang komunikasi, memengaruhi pula terhadap pemahaman proses penyampaian informasi sebagai proses komunikasi. Artinya mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pesan, akan tetapi bagaimana pesan itu dipahami secara benar oleh penerima pesan yakni peserta didik. Pada tahap ini mengajar sebagai proses komunikasi tidak semata dipandang dari sudut guru sebagai penyampai pesan, akan tetapi juga melihat sudut siswa. Dengan demikian teaching aids tidak lagi hanya difungsikan untuk mempermudah menyampaikan pesan, akan tetapi juga untuk membantu siswa memahami pesan yang disampaikan. Inilah hakikat penggunaan alat praga.
Audio Visual Aids sebagai Media
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin kompleks menuntut semakin luas pula informasi yang harus disampaikan pada peserta didik. Dalam proses pengajaran guru tidak lagi mengandalkan benda-benda yang hanya dapat dilihat saja akan tetapi dilengkapi dengan audio sehingga dikenal dengan audio visual aids. Bebagai macam alat yang dapat memvasisualisasikan sesuatu sekaligus memberikan informasi atau pesan audio digunakan guru untuk meningkatkan retensi dan motivasi belajar siswa seperti silde suara, film, dsb. Namun, walaupun teknologi audio visual berkembang dengan pesat, dalam penggunaanya terbatas sebagai alat bantu mengajar guru. Artinya kendali pembelajaran masih tetap ditangan guru sabagai proses penyampaian materi pembelajaran.
Beberapa keuntungan penggunaan audio visual aids dalam proses pembelajaran :
AVA dapat memberikan pengalaman belajar yang tidak mungkin dapat dipelajari secara langsung. Misalnya untuk mempelajari kehidupan didasar laut, siswa dapat belajar melalui film, sebab tidak mungkin Siswa disuruh menyelam.
AVA memungkinkan belajar lebih bervariatif sehingga dapat menambah motivasi dan gairah belajar.
Dalam batas tertentu AVA dapat berfugsi sebagai sumber belajar, yang dapat dimanfaatkan siswa untuk belajar secara mandiri tanpa sepenuhnya tergantung pada kehadiran guru.
Saya sependapat dengan saudara novia.. dan ingin menambahkan sedikit. Untuk mengefektifkan penggunaan suatu media pembelajaran haruslah memperhatikan berbagai hal/faktor diantaranya :
BalasHapus(1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
(2) karakteristik siswa atau sasaran
(3) jenis rangsangan belajar yang diinginkan
(4) keadaan latar atau lingkungan
(5)kondisi setempat
(6) luasnya jangkauan yang ingin dilayani (Sadiman 2002:82)
Saya akan menjawab permasalahan Anda yang pertama dimana Hal yang menjadi analisa kebutuhan antara lain
BalasHapus1.tujuan pembelajaran
2.metode pembelajaran yang sesuai
3.sarana yang tersedia
4.keahlian pengajar dalam membuat Dan mengoperasikannya
5.pengetahuan awal siswa terhadap media yang akan digunakan